MARK TREMONTI – FORTRESS SEPERTI MENANGKAP KILATAN DIDALAM BOTOL

MARK TREMONTI DARI ALTER BRIDGE: “Album Fortress Seperti Menangkap Kilatan di Dalam Botol”

Tiga tahun berlalu -4 tahun hingga artikel diperbaharui- sejak album terakhir Alter Bridge, AB III, dan fans mereka sudah sangat menantikan mereka. Dengan Myles Kennedy di vokal/gitar, mark Tremonti pada gitar/vokal, Brian Marshall pada bass dan Scott Phillips pada drums, band ini kembali pada 8 Oktober dengan album ke empat, Fortress.

Fortress dibangun atas sound Alter Bridge yang telah dikenal dengan vokal melodi yang tidak neko-neko, hasil duel gitar dan rhythm gitar yang eksplosif. Dari opening gitar acoustic di “Cry of Achilles” hingga selesai 12 lagum jelas sekali Alter Bridge kembali untuk mengambil kembali tempat mereka sebagai salah satu band dengan tenda besar.

Saya sangat senang duduk bersama dengan Mark Tremonti dan Myles Kennedy saat mengunjungi New York untuk sebuah sesi media . Mark dan saya  bicara tentang inspirasi di belakang Fortress, dan tentunya bagaimana dia telah meningkat diri sebagai pemain gitar sejak hari jayanya bersama Creed.

 

Robert Cavuoto: Saya suka Fortress dan saya fikir sejauh ini, ini adalah pekerjaan anda yang paling agresif dan dinamis.

Mark Tremonti: Terima kasih banyak. Saya sangat senang dengan hasil yang di dapat disana

Robert: Apa menurut anda tentang akan reaksi fans?

Mark Tremonti: Kami merasa cukup beruntung untuk memiliki semua listening parties ini bersama fans dan respon sejauh ini sangat hebat. Semoga, itu adalah indikasi yang baik.

Robert: Anda berfikir ini adalah rekaman anda yang paling agresif sejauh ini?

Mark Tremonti: Yeah, itu adalah energy tertinggi untuk sebuah album yang telah ditaruh kedalam Alter Bridge

Robert: Apakah anda menyetok banyak riff dan membawa ini ke meja ketika andabertemu Myles?

Mark Tremonti: Umumnya perlengkapan telah ditulis sebelum ini, dengan pengecualian pada dua atau tiga lagu. Ketika kami bersama, kami akan saling memainkan ide favorit kami dan dalam sekitar satu minggu setengah, kami sudah memiliki outline rekaman dengan bahagian seutuhnya. Kami melakukan bersama dengan seluruh personil band, menyusun aransemen bersama dan menuju tahap produksi. Saya rasa kami menghabiskan sekitar satu bulan hanya untuk lagu-lagu ini dan membuat mereka terbaik sebisa mungkin.

Robert: Anda menulis setiap lirik atau Myles membantu? Saya bertanya karena anda baru saja menyelesaikan solo album anda, kapan anda melakukan ini semua?

Mark Tremonti: Myles membuat bahagian terbesar dari penulisan lirik. Saya menulis beberapa bagian lirik, namun hal yang paling saya nikmati adalah menulis vokal melodi. Myles menulis vokal melodi dan kemudian menyatukan itu bersama. Ketika saya menulis melodi, saya semacam menulis apapun yang saya dapat dari kepala saya kepadanya – Myles, dan kemudian entah dia akan melaju dengan ide itu atau memulai dari dasar. Pada “Waters Rising” saya menulis semua lirik pada lagu itu, karena saya menyanyikannya.

Robert: Berapa banyak lagu yang anda tulis pada album ini dan dan anda cenderung menulisnya?

Mark Tremonti: Tidak, kita bukan salah satu band yang menulis 25 lagu. Kami menulis 13 atau 14 lagu. Jika kami tidak merasakan sebuah lagu, kami tidak akan mengebornya. Kami hanya akan meninggalkan nya. Kami hanya mengambil hal yang baiknya.

Robert: Saya berminat pada title track “Fortress” dan artwork CD. Apakah ada makna yang spesial di belakang itu semua?

Mark Tremonti: “Fortress” adalah permainan kata, sebagaimana orang akan berfikir kami akan memiliki sebuah kastil besar pada covernya. Makna sebenarnya dibalik ini semua adalah hal yang didalam hidup menurut kamu adalah abadi dan tidak akan pernah menghilang. Semuanya adalah peka, semuanya berakhir pada satu titik. Contoh lucnya alah Santa Claus. Sewaktu kita kecil Santa akan hidup selamanya, namun dia tidaklah nyata. Atau Roma, itu adalah tempat paling powerful di dunia, dan cepat atau lambat semuanyadatang dan pergi.

Robert: Dua lagu favorit saya adalah “Cry of Achilles” dan “All Ends Well.” Saya rasa karena melody nya. Dapatkah anda menceritakan sedikit setiap background mereka?

Mark Tremonti: Untuk “Cry of Achilles” saya sedang duduk bersama Myles dan dia memainkan gitar akustik dan memulai bagian intro. Saya bilang, “Man, we’ve got to really work on that and put that into the song”. Bagian terbanyak dari lagu itu datang bersamaan ketika kami dalam pre-produksi, delapan puluh persen datang pada sedikit waktu selama di studio. Lagu itu seperti menangkap kilatan di dalam botol.

“All Ends Well” adalah lagu terakhir yang kami kerjakan bersama. Kami sangat ingin melampirkan unsur dinamis di dalam album. Kebanyakan dari rekaman serasa menjadi heavy dan agresif, dan kami sadar ada porsi dari fanbase kami suka jenis menggembirakan seperti itu, jenis lagu bernadakan petikan-jemari seperti itu. Kami memutuskan untuk memasukkan itu bersama-sama.

Robert: Saya sebenarnya suka “All Ends Well” tergabung I dalam album bersamaan dan memberi harapan dari cerita agresif ini.

Mark Tremonti: Yeah, kami juga hendak memiliki sesuatu yang positif di dalam albumnya. Kami ingin menunjukkan sisi lain dari band ini yang menurut kami sangatlah penting.

Robert: Melihat kembali kebelakang empat rilisan Alter Bridge; One Day Remains, Blackbird, AB III, dan Fortress, dapatkah anda memberikan insight anda akan ini?

Mark Tremonti: Itu semua adalah hanya sebuah snapshot dalam kehidupan band ini.

Pada One Day Remains, kami berada dalam mode survival. Creed baru saja bubar, dan kami harus kembali keluar sana untuk menyelamatkan karir kami, menyelamatkan hal yang kami sangat cintai. One Day Remains adalah bagaimana kami bekerja keras sebisa kami untuk membuat album secepat yang kami bisa.

Kebanyakan materialnya bahkan sudah ditulis sebelum kami berbicara dengan Myles. Maka, ketika dia hadir – Myles-, kami melengkapi albumnya dan mengeluarkannya. Pada saat itu dia tidak bermain gitar. Saya fikir sisi negative terbesar pada album pertama adala kami mencoba keluar dari bayang-bayang Creed.

Orang mengatakan tiga dari empat orang yang keluar dari Creed; ini adalah Creed bagian II; Creed dengan penyanyi baru. Maka, kami mengambil itu seperlunya untuk band ini dan itu menciptakan sound yang unik dan berbeda dari Creed.

Apa yang dapat kami lakukan sehingga soundnya seperti sebuah band sendiri? Myles bermain gitar. Dia adalah gitaris fenomenal, dan kami tidak benar-benar tahu akan hal itu hingga pembuatan album pertama. Saya fikir suatu hari saya datang padanya – Myles sedang memainkan beberapa nada jazz, dan saya bilang, “You bastard, saya tidak tahu kamu gitaris yang bisa bermain sebaik ini.” Maka, itu menjadi senjata rahasia kami untuk album ke dua, itu sangatlah spesial bagi band ini. Saya fikir semuanya berfikir kalau lagu terbaik yang pernah kami buat adalah “Blackbird” pada album itu.

Saya fikir pada album AB III itu merupakan langkah kedepan menuju lebih eksperimental pada sound band ini. Kemudian dengan album ini, Fortress- saya rasa kami sungguh menekankan dan menjadikan itu tidak dapat di prediksi. Orang orang telah merespon dengan sangat baik sejauh ini. Saya fikir “Blackbird” dan “Fortress” adalah dua album favorit saya.

Robert: Apakah menurut anda Fortress adalah suatu settingan yang bisa dijadikan patokan untuk album/CD mendatang?

Mark Tremonti: Saya fikir kami akan mengambil ide ini untuk tetap mencoba untuk mengubah apa yang telah kami lakukan dan membuat itu tetap menyenangkan dan untuk tidak jatuh dalam pattern apapun. Tetapi, anda tidak akan pernah tahu. Kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Mungkin kami akan menulis setumpukan lagu ballad yang mana sedang kami rasakan saat ini, tapi saya ragu itu akan terjadi. [Tertawa] saya hanya berfikir kalau kami akan tetap mencoba menekan diri kami sendiri dan berusaha tidak melakukan hal yang sama berulang-ulang.

Robert: Agaknya itu membawa saya pada pertanyaan saya berikutnya. Anda seorang pemain gitar yang sangat mengagumkan, anda rasa perlu untuk membuat kembali diri anda sendiri album satu ke album lain? Apakah fans mengharapkan itu dari anda?

Mark Tremonti: Pada permainan leads tentu saja. Saya benar-benar menggalinya, terutama sebelum saya melakukan solo saya, saya sungguh dalam belajar sebanyak yang saya bisa dan mencoba beberapa teknik baru dan melupakan teknik lama. Pada album ini saya tidak menggunakan pedal wah pada lead saya. Itu telah berakhir pada selimut kemanan saya. Saya agak ingin memastikan saya tidak secara absolute melakukan apapun dengan itu pada perlengkapan lead saya. Saya masih suka wah saya, namun saya hanya ingin melakukan sesuatu yang berbeda.

Senjata rahasia saya ketika saat lead menjadi my legato runs dan setelah melakukan itu pada dua album, saya ingin memastikan album ini tidak berisi sedikitpun dengan itu. Tapi itu hanya terjadi sekali, maka saya mencoba untuk tidak melakukan hal yang sama. Saya tidak ingin terlihat mudah diprediksi.

Pada sisi rhythm , dan pada sisi menulis lagu, saya mencoba tidak berfikir terlalu banyak. Saya mencoba banyak sekali style yang berbeda. Saya berharap akan tetap natural dalam menulis lagu yang mana tidak sama sepanjang waktu.

Robert: Keseluruhan, sebagai seorang gitaris anda merasa anda telah meningkat dan tumbuh sejak Creed?

Alter Bridge, Fortress 2013 , Roadrunner, CD Artwork - Daniel Tremonti

Alter Bridge, Fortress (2013) , Roadrunner, CD Artwork – Daniel Tremonti

Mark Tremonti: Yeah, tentu saja. Pada departemen permainan lead terutama.ketika saya pertama sekali memulai bersama Creed, saya tidak dapat bermain solo dengan baik juga. Saya tidak dapat memecahkan note dengan vibrato (hal yang berhubungan dengan nada) yang baik. Saya dapat memainkan latihan yang saya pelajari di SMA, SMP dan kuliah, namun saya tidak sangat baik dalam bermain blues.

Ketika saya mendapat Signature saya dari Paul Reed Smith, ini benar yang saya katakana, “Damn, I really need to learn how to play this thing/.” [Tertawa] saya telah menjadi penulis lagu sejak saya berusia 11 tahun, dan itu masih menjadi fokus utama saya. Saya bilang saja bermain gitar itu menyerap 25% fokus saya, 75% nya tertuju pada menulis. Itu bukan sesuatu yang teknikal sama sekali. Itu hanya mengerjakan vokal melodi dan menentukan mood.

Robert: Itu sungguh mengesankan dan menginspirasi sekali bagi banyak musisi. Apa saran anda untuk diberikan pada gitaris muda yang mana mungkin berada dalam titik yang sama dengan anda ketika anda berada di Creed, coba untuk meberi pemahaman itu semua?

Mark Tremonti: Saya dapat mengatakan coba dan bentuk pendengaran kamu dan belajar sebanyak yang kamu bisa. Improvisasi adalah mungkin hal terbesar yang membantu saya. Ketika saya tumbuh, saya sampai membeli DVD instruksional, dan keluar dari alat yang dipakai dan memainkan ketukan (lick) yang sama berulang kali. Saya dapat bermain ketukan (lick) individual, sweep/shred dan semua fancy riff nya, namun saya tidak bagus pada backing track dan memainkannya.

Jika sebuah band memanggil saya ke atas panggung, saya tidak akan bisa bermain bersama mereka. Saya rasa itu adalah bagian terpenting untuk sebuah gitar adalah bagaimana mengeksperiskan pada saat yang kamu punya, dan tidak memainkannya persis seperti yang telah kamu rencanakan untuk dimainkan.

Robert: Itu adalah saran ang sangat baik. Gitar dan amplifier apa yang anda pakai pada Fortress?

Mark Tremonti: Saya memakai dua gitar; keduanya adalah model signature saya; salah satunya dengan fixed bridge; satunya lagi dengan sebuah Tremolo. The fixed bridge saya pergunakan di semua perlengkapan rhythm. Saya menyetel disetiap tempat nya.

Untuk perlengkapan lead, untuk berjaga-jaga saya ingin melihatnya saat sebuah solo. Amp-wise yang saya pakai adalah Cornford RK 100 untuk banyak rhythm dan sedikit untuk permainan lead. Saya melapisi itu dengan sedikit Uberschall dan Rectifier, tentunya.

MarkTremontiOne-683x1024

Mark Tremonti with his PRS Tremonti Signature guitar Photo credit: Rick Landers

Robert: Apakah anda sadar keputusan untuk tidak membuat sound Fortress  tidak seperti album solo anda? Saya tahu anda menggunakan produser yang sama.

Mark Tremonti: Yeah, Alter Bridge dan materi solo saya memiliki vibe yang berbeda. Materi Alter Bridge lebih dreamy dan atmospheric dan bersifat eksperimental. Materi solo saya lebih agresif dan resiko ditangan anda sendiri dan straight forward. Saya mencoba memasukan sebanyak mungkin roots masa muda saya. Itu masih fokus pada vokal melody, hamper diseluruh bagian.

Robert: Lagu apa yang hendak akan anda lakukan secara live dari Fortress?

Mark Tremonti, Myles Kenneddy (glasses), Scott Phillips, Brian Marshall [From left to right] Photo by Austin Hargrave

Mark Tremonti, Myles Kenneddy (glasses), Scott Phillips, Brian Marshall [From left to right] Photo by Austin Hargrave

Mark Tremonti: Kami belum yakin seutuhnya. Kami belum menentukan bersama set list nya. We’ll see. Show pertama yang kami lakukan akan berlangsung dalam beberapa pekan, dan kami belum latihan satupun dari itu. Saya rasa kami akan kemungkinan hanya akan memainkan 4 dari lagu-lagu baru ini, karena album belum lagi akan keluar, dan kami tidak ingin the first listens untuk album ini semuanya dilakukan secara live. Kami ingin orang-orang punya albumnya dulu.

Robert: Apakah tournya akan meluas di U.S. segera?

Mark Tremonti: Kami menuju Europe untuk satu bulan. Kemudian kami berncana untuk off pada bulan Desember, dan ada beberapa pembicaraan untuk melakukan sesuatu di bulan Januari. Kami hanya harus menyatukan kepala kami bersama. Mungkin aka nada perjalanan singkat di Amerika. Kami akan merencanakan kembali dan melakukan  pertunjukan festival di sini di Amerika pada musim semi. So, kami akan melakukan sebisa kami.

Robert: Anda sangat mengesankan, gitaris ulung. Apa yang akan anda lakukan jika anda tidak pernah bermain gitar?

Mark Tremonti: Saya belajar finance di masa kuliahan, maka saya kemungkinan akan punya karir semacam financial atau karir sebagai akuntan. Ketika saya di sekolah, matematika selalu menjadi pelajaran yang sulit. Saya akan menyelesaikan sesuatu di sepanjang garis itu.

The brand new Alter Bridge – FORTRESS including Cry of AchillesAll Ends WellPeace is Broken available on : Warner, Local Store, iTunes

– Warner Music Indonesia http://t.co/jx0j0bQEwA

– iTunes ID itunes.apple.com/id/album/fortress/id683494401

ALTER BRIDGE also  iTunes ID/Local Store:

One Day Remains itunes.apple.com/id/album/one-day-remains/id713071094

Blackbird features the hit single Rise Today itunes.apple.com/id/album/blackbird/id266296680

Fortress also on Warner Music Indonesia http://www.pinterest.com/pin/12314598955542443/

AB III on Recognized Local Store http://t.co/bo0UzMGt4S


Original Article/Feature : MARK TREMONTI OF ALTER BRIDGE – FORTRESS WAS LIKE CATCHING LIGHTNING IN A BOTTLE

By : Robert Cavuoto
For : Guitar International October 2013
http://guitarinternational.com/2013/10/07/mark-tremonti-alter-bridge-fortress-like-catching-lightning-bottle/
Mark Tremonti – photo credit: Rick Landers
Alter Bridge – photo credit: Austin Hargrave
Alter Bridge/Fortress CD Artwork – Daniel Tremonti
Alih Bahasa : Fajar Siddiq
For : Alter Bridge Indonesia on Twitter

Mark Tremonti Membicarakan Album Baru Alter Bridge, Tour, dan Perlengkapan Gitar

| Jelang kedatangan Alter Bridge ke Indonesia 8 Maret 2014 mendatang kami merangkum hasil percakapan antara Mark Tremonti bersama Music Radar Magazine dalam feature Total Guitar yang telah dimuat pada 17 July 2013 lalu. Mark Tremonti berbicara tentang Album baru Alter Bridge, Tour, dan Perlengkapan Gitarnya. Fans menjadi lebih dekat dengan Mark Tremonti. |

 Mengenalkan Hal Baru Dan Berbagai Kejutan

Original Article : musicradar.com | Feature Total Guitar, 17 July 2013

Foto Mark Tremonti, dan Myles Kennedy oleh: Richard Booth

Additional foto: Fajar Siddiq

Alih Bahasa – Fajar Siddiq/Alter Bridge Indonesia

——————————————————————-

Alter Bridge, Creed dan band solo Anda… Anda berada dijalan cukup lama dalam beberapa tahun ini. Bagaimana jadinya penyesuaikan diri anda akan berbagai respon untuk live dari fans yang mana telah mempengaruhi album Alter Bridge selanjutnya?

“Kami sebenarnya berbicara banyak tentang itu pada album ini. Kami berbicara bagaimana lag-lagu ini akan diterjemahkan kedalam live dan kami mengingatkan diri kami sendiri bahwa apapun yang kami masukan kedalam rekaman, kita harus membawakannya. Maka kami harus membuat ini menjadi menyenangkan,  dan jika kamu memiliki album yang penuh akan lagu ballad maka kamu akan membuat diri kamu tertidur sepanjang hari. So rekaman kali ini bersifat sangat high energy record, asik untuk dibawakan dan itu akan diwujudkan dengan baik dalam penampilan live.”

AB III adalah album yang cukup gelap pada tempatnya, apakah ini lebih upbeat secara keseluruhannya dalam bentuk dalam suasana mood?

“Saya rasa ini tidak segelap seperti AB III namun setelah mendengarnya, banyak bahagian lirik yang masih pada sisi gelapnya. Namun pada album ini dipastikan ada sedikit uplifting concepts dan tema juga. Terdapat apocalyptic lirik disana,,, berbagai suasana-kehancuran-semacam itu.”

Apakah Anda menghabiskan preproduksi yang lebih lama pada album ini agar dikerjakan lebih detil dalam lagunya?

“Kami menghabiskan banyak waktu dalam preproduksi, mungkin ini adalah album yang paling dalam kami harus menggalinya pada tahap preproduksi. Elvis [Michael Baskette, produser lama Alter Bridge] melakukan pekerjaan yang sangat baik dengan tantangannya kepada kami pada album ini. Kami dating ke studio dengan lagu-lagu yang menurut kami sudah terstrukstur dengan baik dan sudah siap untuk dilanjutkan. Dia setuju saja damun kami memutuskan hanya untuk sekedar mencoba dan menggila dengan beberapa aransemen, merubah kebiasaan waktu. Kami secara konstan mengambil bahagian, bhagian mana yang sebelumnya kami tahu adalah bahagian yang baik, namun kami ingin melihat apakah kami dapat membuat itu jadi lebih baik. Dan itu sungguh mendorong kami untuk membuat sebuah album yang lebih baik.”

Apakah itu setara dengan proses pembuatan Blackbird?

Mark-Tremonti

Mark Tremonti tampil bersama Alter Bridge, foto oleh Richard Booth

Pada Blackbird, kami bahkan masuk ke studio setelah proses penulisan yang lebih lama. Pada album ini sangatlah singkat proses penulisannya sebelum tahap preproduksi karena ketika kami telah bersama (untuk menulis) kami menggabungkan setidaknya satu atau dua lagu dalam satu hari pengaransemenan. Maka itu tidak kurang dari dua minggu sebelum kami mengatakan, ayo ke preproduksi dan kita buat aransemen dari ini semua.”

“Itu adalah waktu paling cepat yang pernah kita lalui pada sebutan yang dikenal dengan (writing procces) yang mana mungkin menjadi proses yang paling penting: mendapatkan outlinenya untuk menentukan lagu ini. Namun setelah itu semua kami benar-benar menggali lagunya, membuat tahap preproduksi ini sungguh sebagai andalan.”

Ketika kami berbicara dengan Anda sesaat sekitar perilisan album Tremonti, Anda menyinggung akan hasrat untuk bereksperimen dengan pendekatan Anda untuk menulis solo gitar, untuk menulis mereka semua dengan pendekatan Gilmour-esque dalam bentuk melody. Apakah itu menjadi kenyataan pada album ini?

“Ya, ada solo terutama. Terdapat lagu yang judulnya hingga saat ini “Bleed it Dry” dan dalam kepala saya, saya mengatakan ingin menyanyikannya dan melihat bagaimana itu akan diperagakan sambil bermain gitar. Saya dengar David Gilmour hendak melakukan itu – David Gilmour adalah salah satu musisi favorit Mark Tremonti-. Pada solonya tidak terdapat Shredding, itu adalah hal yang ingin saya jaga jauh-jauh dari itu. Sekarang lebih kepada pergerakan reflek namun saya mencoba menjaga dengan pendekatan melodi yang murni, pengutaraan vokal. Dan itu adalah bagaimana solo itu keluar dan saya sangat senang dengan cara solo itu keluar.”

Apakah benar anda bernyanyi sebagai lead vocal pada salah satu lagunya?

“Ya, ketika mereka mengerjakan bahagian vokal – Elvis dan asistennya Jeff Moll (Engineering), dan Ted Jensen (Mastering) –  Elvis mengatakan kepada saya Myles tidaklah terlalu nyambung dengan salah satu lagunya dan mereka mulai membicarakan agar saya mengisinya. Elvis bilang ‘mari lihat sisi negatif dan memberikan kamu kesempatan untuk take lagu itu yang mana dia (Myles) tidak mendapatkan feeling dan menyanyikannya’. Maka saya menulis itu tentang sebuah fiksi kehancuran/ fictional apocalypse. Sekarang-hingga artikel ini dimuat July lalu- lagu itu berjudul ‘The Waters Rise’ dan saya sangat senang dapat menyelesaikannya.”

Kedengarannya seperti  Anda masih terlihat mendorong diri Anda sendiri dan mencoba hal baru sebagai band….

“Benar dan saya rasa itu adalah salah satu alasan utama dari lainnya dimana kita ingin melakukannya, membiarkan para fans tahu bahwa kita melakukan hal baru dan mengharapkan hal yang baru dan sesuatu yang mengejutkan.”

Apakah heavy ini, penuh-dalam albumnya dalam artian bentuk gitar atau Anda menghilangkan sesuatu yang konkrit pada tiap lagunya, seperti pencapaian Acoustic?

Mark-Tremonti-and-Myles-Kennedy

Interaksi antara Myles Kennedy dan Mark Tremonti kepada penonton ketika tampil live di salah satu show Alter Bridge. Foto – Richard Booth

Itu sungguh rekaman yang agresif dalam gitar yang luas, tidak hanya banyak mencakup acousticnya. Pada album ini mungkin terdapat dua atau tiga lagu yang berisikan bagian acoustic gitar. Disana juga terdapat sebuah permainan gitar dengan senar nilon pada intronya – surprise lainnya kami libatkan bersama Myles.

“Saya tidak melihat dia pernah terlibat dalam gitar yang luas pada intro dari lagu-lagu Alter Bridge. Lagu itu berjudul ‘Cry of Achilles’ dan dia memainkan padaku bahagian itu ketika kami merumbukkan album secara besama-sama lalu saya bilang, ‘Man, kita mesti merubah itu kedalam lagu tentunya!’ Dan itu adalah senar nilon yang besar yang dia pakai dan itu fantastik sekali, yang mana itu adalah salah satu lagu favorit saya dari album itu.”

Apakah Anda mengganti banyak rig/perlengkapan gitar Anda untuk album ini?

Mark-Tremonti-5

Foto oeleh Richard Booth, Mark Tremonti berada diatas panggung dengan gitar dan rig/perlengkapan live

“Saya tdak benar-benar merubahnya, ada Cornford RK100… Saya suka ampli itu dan saya bawa serta untuk melihat apa yang dapat Elvis fikirkan dan dia adalah penggemar besar dan juga sekarang. Saya rasa itu akan mencakup 70 persen dari nada rhythm utama dan nada lead juga tentunya. Dan pasti seperti biasanya kami memakai Boogie tucked didalam sana dan [Bogner] Uberschall – so itu adalah kombinasi dari tiga ampli tersebut, tergantung pada pendekatan music dan lagunya, itu adalah ampli utamanya.”

Anda memakai Conford pada solo album Anda juga, itu tentunya terbukti memiliki banyak guna bagi anda di studio….

“Sangat beraneka guna, bagi saya itu adalah yang terbaik digunakan bagi materi lead dan rhythm pada ampli yang sama, dan itu bekerja dengan baik.”

Anda mengefesiensikan perlengkapan live Anda untuk peran frontman dalam band Tremonti, apakah kedepannya anda akan kembali untuk kuota penuh pada gear di tour musim semi?

“Ya, itu sebuah dunia yang berbeda, Rig/rak perlengkapan gitar utama saya bagi Alter Bridge, yang mana suara on stagenya sangat besar bagi saya. Ketika saya berada ditengah panggung sulit bagi saya untuk menjaungkau rak itu untuk memainkan solo saya. Saya menemukan bahwa lucu saja dapat mendengarkan vocal dan gitar disaat bersamaan, saya tidak memilih sama sekali untuk porsi solo saya..

“Itu dapat menghasillan suara yang dahsyat dan saya dapat masuk ke pertunjukan solo dan tidak akan komplain akan itu. Namun tampil sebagai Alter Bridge dan kelengkapannya, dimana kamu tidak dapat untuk bernyanyi dan gitar kamu adalah satu-satunya suara kamu, maka kamu perlu bersuara dengan sangat bagus disana. Saya lebih cenderung dengan nada gitar Alter Bridge.”

Pernahkah Anda tergoda untuk memadukan sebuah Conford live atau itu murni sebuah ampli rekaman bagi Anda?

“Itu sebuah ampli yang special, saya permah memainkan RK100 yang mana tidak bersuara sebaik punya saya, so saya tentu saja tidak ingin memaksa memakainya. Saya ingin menyimpan benda itu selamanya. Hal yang terjadi selama tur cenderung disalahartikan.”

Apa Anda masih punya Dumble Overdrive Special Anda, dan apakah Anda memakainya pada album ini?

“Alat itu berada di studio sekarang, Elvis memakainya sebagai pe-reamping – reamping sebuah proses dalam rekaman – lagu yang telah kami lakukan sejauh ini. Saya memiliki sebuah feeling akan lagu yang saya dengar, dan dia me-reamp lagunya dengan Dumble dan itu kedengaran baik dan menyerupai style yang baik.”

Melihat kedepan untuk kembali tur, apakah perlengkapan US Anda berbeda jauh dengan apa yang Anda gunakan di Eropa?

Mark-Tremonti-2

Mark, mengoptimalkan penampilannya

“Inilah kali pertama saya pernah menggandakan rig/perlengkapan saya, bagi Eropa dan Amerika. Saya terbiasa untuk menerbangkan perlengkapan saya kepada setiap penjuru. Sekarang saya memiliki rig A dan rig B yang mana suaranya sangat saling mirip satu dengan lainnya.

Mereka berdua ini kedengaran sangat baik namun saya memiliki beberapa amps yang berbeda: pada satunya saya punya Bogner Uberschall dan pada rig satunya saya punya sebuah Voodoo V-Rock. Untuk penggunaan lead tone pada tempat lainnya saya punya Bludotone [Bludo-drove] pada satunya, dan kemudian satu lainnya Uberschall yang mana memiliki mode Purple Haze padanya. Itu semua terlalu mahal untuk tetap membeli Bludotones, maka jika saya memiliki amps lainnya yang berjejeran saya tinggal memakai yang terbaik dari yang saya punya.”

Apakah Axe-Fx masih didalam rig?

“Tidak, Saya masih punya satu dirumah. Saya tidak pernah mendengar itu diatas panggung, itu selalu terselip kedalam bahagian depan house of mix (perlengkapan diatas panggung) dan itu dimasukkan dengan cukup dalam pada lead tone.

 Ernie Hudson seorang Teknisi gitar Mark Tremonti - bersama Creed,Medan Indonesia 2012-menyeting perlengkapan gitar jelang show

Represent – Seorang teknisi gitar Mark Tremonti – bersama Creed,Medan ID 2012-menyeting perlengkapan gitar jelang show

Namun pada suatu hari untuk beberapa alasan teknisi saya memiliki masalah dan mencoba untuk mencari (sumber dari) semacam noise. Mereka langsung mencabut perlengkapan itu dan segala sesuatu yang tidak sepenuhnya penting dicabut semua pada hari itu dan sejak itu kami tidak pernah memasangnya kembali.”

Apakah masih ada rencana untuk DVD tutuorial The Sound And The Story kedua dari Anda yang mana berfokus pada album mendatang ini?

“Ya mereka berada disana untuk memfilemkannya/filming ketika saya memainkan solo (lead) saya dan mereka merekam performa Myles juga. Fret 12 mengikuti kami keluar ke Eropa untuk perjalanan ini dan membidik beberapa penampilan live, menyelesaikan semua porsi interview dari DVD ini dan kemudian saya dan Myles harus duduk bersampingan selama beberapa hari, saya rasa saya akan keluar ke Chicago beberapa hari pada bulan September (2013) untuk film yang bersifat instruksional ini.

“Rencana dari ini semua adalah untuk mengajarkan seluruh isi rekaman, maka sebahi pemain gitar kamu dapat memainkan/memperagakan bahagian rhythm dan solo (lead)nya, dan mendengarnya langsung dari pria yang membuatnya. Ketika saya membuat DVD, saya ingin membuatnya kedalam cara bagaimana saya menginginkannya sejak saya kecil. Tidak dibuat oleh orang lain, tapi dibuat oleh sang artis. Karena itu selalu condong pada satu cara yang berbeda dari bagaimana si artis memainkannya. Ini selalu membuat hal-hal sepuluh kali lebih sulit ketika kamu harus belajar akan sesuatu untuk mendapatkannya secara benar.”

Mark dalam pertujukan -Creed 2012,Medan,ID- memakai strap dengan custom Fret12. Foto oleh Fajar Siddiq

Mark dalam pertujukan -Creed 2012,Medan,ID- memakai strap dengan custom Fret12. Foto oleh Fajar Siddiq

[Fret 12] – Fret 12 adalah perusahaan kreatif yang dibentuk oleh Mark dan adiknya Daniel Tremonti pada 2008 lalu, membredel banyak hal dari gitaris dunia, store, design,produksi apapun yang berbau rock dan kreatif – . 

Rasanya baik melihat hal itu karena beberapa artis tidak suka memperjelas apa yang mereka lakukan….

“Dari melakukan ini dan dalam hal bertanya pemain gitar lainnya untuk melakukan itu juga, saya tidak berfikir itu adalah tentang pentingnya mereka tidak ingin memberikan trik mereka semacamnya atau apapun: orang menjadi nervous ketika mereka harus duduk dan membicarakan itu. Banyak pemain gitar besar adalah guru yang hancur, terutama pada pria dengan bluesy-nya (yang akan mengatakan), ‘Saya akan duduk saja dan melakukan hal/permainan/adegan saya’. Ada hal dari mereka yang mojo sekali – sihirnya – dalam diri mereka namun mereka tidak benar-benar tahu bagaimana menjelaskan itu. Saya telah menyaksikan DVD (pelajaran) ini sepanjang hidup saya, maka saya sadar betul akan apa yang hendak saya inginkan.”

Kalian akan touring ke Eropa bersama Shinedown dan Halestorm dibulan Oktober (2013), pernahkah Anda bermain bersama sebelumnya?

“Dengan Halestorm itu hanya berupa pertunjukan festival, namun saya mengenal mereka semua ini dengan baik melalui Eric Friedman, yang bermain di solo project saya (Tremonti), yang mana Eric berteman baik dengan mereka. Mereka sebenarnya menggila disebuah party dirumah saya pada suatu malam ketika mereka singgah ke kota dan kita telah melakukan banyak show bersama orang-orang dari band Shinedown selama bertahun. Saya sungguh menantikan tournya.”

Anda berencana untuk touring secara regular dengan proyek solo Anda?

“Saya keukeuh menjaga tour sebanyak yang saya bisa, kapanpun saya punya waktu break dari skedul saya. Saya rasa saya akan hanya melihat skedul Alter Bridge terlebih dahulu, kemudian melihat lagi dimana senggangnya. Dan saya yakin Myles akan bermain keluar bersama Slash, so saya akan punya kesempatan yang luas untuk melakukan sesuatu yang lebih dari itu. Saya rasa Sepetember (2013) kita akan kenbali bersama dan memulai mengerjakan lagu lebih banyak lagi.”

Bagaimana pengalaman solo mempengaruhi pendekatan Anda sebagai live performer?

“itu memberikan saya lebih banyak kenyamanan pada sisi vokal tentu saja. Saya belajar bagaimana menggunakan suara saya dengan lebih baik lagi. Ketika anda tampil dan bernyanyi itu jauh lebih berbeda daripada bernyanyi didalam kamar mandi, atau ruangan latihan kamu. Adalah keluar kesana dan bernyanyi secara live, kamu belajar bagaimana melakukan hal secara berbeda dan saya telah mengambil beberapa trik selama perjalanan. Semoga itu yang pada secara vocal akan membantu saya dengan apa yang saya lakukan didalam Alter Bridge.

Sekarang Anda lebih aware dalam memantapkan suara, apakah anda menjadi lebih berhati-hati dalam menjaga pola hidup kesehatan Anda pada tour?

“Saya tidak bisa makan pada sekitar satu jam atau dua jam sebelum show, maka saya sungguh teratur akan itu. Saya harus minum banyak sekali air-cairan,minuman,air putih- sepanjang hari. Saya masih membawa bir saya ke stage tapi satu malam sebelumnya kamu harus tidur setidaknya delapan atau Sembilan jam. So ketika yang lainnya terjaga sepanjang malam di ruangan belakang, maka kamu harus cabut segera.

“Sebelum saya keluar untuk tur, saya harus mempersiapkan segala jenis suplemen kesehatan untuk memastikan agar saya tidak sakit. Saya ingat ketika tur bersama Alter Bridge dan mengalami sakit dan saya tidak dapat menyanyikan backing vocal, saya sungguh sulit untuk mengeluarkan sepatah katapun dari mulut. Saya hanya membawayangkan bagaimana buruknya jika itu terjadi pada saat jika saya harus bernyanyi sebagai lead vocal.

Apa Anda masih suka untuk mencoba dan ngejam dengan teman gitaris dari band-band yang keluar bersama Anda pada saat tur?

“Setiap orang dapat mendengar saya bermain karena Saya selalu punya ruangan di backstage dimana saya punya sebuah ampli dan setup gitar. Saya tidak malu jika semua orang ingin ngejam-ayo masuklah. Biasanya disana ada seseorang yang ingin ngejam bersama sekarang dan nanti dan itu bagi saya selalu keren untuk belajar trik-trik baru dari pemain gitar yang lain.”

Original article by http://www.musicradar.com

Feature: Total Guitar

Alih Bahasa: @FajarSiddiqq for @Alter BridgeINA

Foto: @richbooth72

Content: @alterbridge , @MarkTremonti