MARK TREMONTI DARI ALTER BRIDGE: “Album Fortress Seperti Menangkap Kilatan di Dalam Botol”
Tiga tahun berlalu -4 tahun hingga artikel diperbaharui- sejak album terakhir Alter Bridge, AB III, dan fans mereka sudah sangat menantikan mereka. Dengan Myles Kennedy di vokal/gitar, mark Tremonti pada gitar/vokal, Brian Marshall pada bass dan Scott Phillips pada drums, band ini kembali pada 8 Oktober dengan album ke empat, Fortress.
Fortress dibangun atas sound Alter Bridge yang telah dikenal dengan vokal melodi yang tidak neko-neko, hasil duel gitar dan rhythm gitar yang eksplosif. Dari opening gitar acoustic di “Cry of Achilles” hingga selesai 12 lagum jelas sekali Alter Bridge kembali untuk mengambil kembali tempat mereka sebagai salah satu band dengan tenda besar.
Saya sangat senang duduk bersama dengan Mark Tremonti dan Myles Kennedy saat mengunjungi New York untuk sebuah sesi media . Mark dan saya bicara tentang inspirasi di belakang Fortress, dan tentunya bagaimana dia telah meningkat diri sebagai pemain gitar sejak hari jayanya bersama Creed.
Robert Cavuoto: Saya suka Fortress dan saya fikir sejauh ini, ini adalah pekerjaan anda yang paling agresif dan dinamis.
Mark Tremonti: Terima kasih banyak. Saya sangat senang dengan hasil yang di dapat disana
Robert: Apa menurut anda tentang akan reaksi fans?
Mark Tremonti: Kami merasa cukup beruntung untuk memiliki semua listening parties ini bersama fans dan respon sejauh ini sangat hebat. Semoga, itu adalah indikasi yang baik.
Robert: Anda berfikir ini adalah rekaman anda yang paling agresif sejauh ini?
Mark Tremonti: Yeah, itu adalah energy tertinggi untuk sebuah album yang telah ditaruh kedalam Alter Bridge
Robert: Apakah anda menyetok banyak riff dan membawa ini ke meja ketika andabertemu Myles?
Mark Tremonti: Umumnya perlengkapan telah ditulis sebelum ini, dengan pengecualian pada dua atau tiga lagu. Ketika kami bersama, kami akan saling memainkan ide favorit kami dan dalam sekitar satu minggu setengah, kami sudah memiliki outline rekaman dengan bahagian seutuhnya. Kami melakukan bersama dengan seluruh personil band, menyusun aransemen bersama dan menuju tahap produksi. Saya rasa kami menghabiskan sekitar satu bulan hanya untuk lagu-lagu ini dan membuat mereka terbaik sebisa mungkin.
Robert: Anda menulis setiap lirik atau Myles membantu? Saya bertanya karena anda baru saja menyelesaikan solo album anda, kapan anda melakukan ini semua?
Mark Tremonti: Myles membuat bahagian terbesar dari penulisan lirik. Saya menulis beberapa bagian lirik, namun hal yang paling saya nikmati adalah menulis vokal melodi. Myles menulis vokal melodi dan kemudian menyatukan itu bersama. Ketika saya menulis melodi, saya semacam menulis apapun yang saya dapat dari kepala saya kepadanya – Myles, dan kemudian entah dia akan melaju dengan ide itu atau memulai dari dasar. Pada “Waters Rising” saya menulis semua lirik pada lagu itu, karena saya menyanyikannya.
Robert: Berapa banyak lagu yang anda tulis pada album ini dan dan anda cenderung menulisnya?
Mark Tremonti: Tidak, kita bukan salah satu band yang menulis 25 lagu. Kami menulis 13 atau 14 lagu. Jika kami tidak merasakan sebuah lagu, kami tidak akan mengebornya. Kami hanya akan meninggalkan nya. Kami hanya mengambil hal yang baiknya.
Robert: Saya berminat pada title track “Fortress” dan artwork CD. Apakah ada makna yang spesial di belakang itu semua?
Mark Tremonti: “Fortress” adalah permainan kata, sebagaimana orang akan berfikir kami akan memiliki sebuah kastil besar pada covernya. Makna sebenarnya dibalik ini semua adalah hal yang didalam hidup menurut kamu adalah abadi dan tidak akan pernah menghilang. Semuanya adalah peka, semuanya berakhir pada satu titik. Contoh lucnya alah Santa Claus. Sewaktu kita kecil Santa akan hidup selamanya, namun dia tidaklah nyata. Atau Roma, itu adalah tempat paling powerful di dunia, dan cepat atau lambat semuanyadatang dan pergi.
Robert: Dua lagu favorit saya adalah “Cry of Achilles” dan “All Ends Well.” Saya rasa karena melody nya. Dapatkah anda menceritakan sedikit setiap background mereka?
Mark Tremonti: Untuk “Cry of Achilles” saya sedang duduk bersama Myles dan dia memainkan gitar akustik dan memulai bagian intro. Saya bilang, “Man, we’ve got to really work on that and put that into the song”. Bagian terbanyak dari lagu itu datang bersamaan ketika kami dalam pre-produksi, delapan puluh persen datang pada sedikit waktu selama di studio. Lagu itu seperti menangkap kilatan di dalam botol.
“All Ends Well” adalah lagu terakhir yang kami kerjakan bersama. Kami sangat ingin melampirkan unsur dinamis di dalam album. Kebanyakan dari rekaman serasa menjadi heavy dan agresif, dan kami sadar ada porsi dari fanbase kami suka jenis menggembirakan seperti itu, jenis lagu bernadakan petikan-jemari seperti itu. Kami memutuskan untuk memasukkan itu bersama-sama.
Robert: Saya sebenarnya suka “All Ends Well” tergabung I dalam album bersamaan dan memberi harapan dari cerita agresif ini.
Mark Tremonti: Yeah, kami juga hendak memiliki sesuatu yang positif di dalam albumnya. Kami ingin menunjukkan sisi lain dari band ini yang menurut kami sangatlah penting.
Robert: Melihat kembali kebelakang empat rilisan Alter Bridge; One Day Remains, Blackbird, AB III, dan Fortress, dapatkah anda memberikan insight anda akan ini?
Mark Tremonti: Itu semua adalah hanya sebuah snapshot dalam kehidupan band ini.
Pada One Day Remains, kami berada dalam mode survival. Creed baru saja bubar, dan kami harus kembali keluar sana untuk menyelamatkan karir kami, menyelamatkan hal yang kami sangat cintai. One Day Remains adalah bagaimana kami bekerja keras sebisa kami untuk membuat album secepat yang kami bisa.
Kebanyakan materialnya bahkan sudah ditulis sebelum kami berbicara dengan Myles. Maka, ketika dia hadir – Myles-, kami melengkapi albumnya dan mengeluarkannya. Pada saat itu dia tidak bermain gitar. Saya fikir sisi negative terbesar pada album pertama adala kami mencoba keluar dari bayang-bayang Creed.
Orang mengatakan tiga dari empat orang yang keluar dari Creed; ini adalah Creed bagian II; Creed dengan penyanyi baru. Maka, kami mengambil itu seperlunya untuk band ini dan itu menciptakan sound yang unik dan berbeda dari Creed.
Apa yang dapat kami lakukan sehingga soundnya seperti sebuah band sendiri? Myles bermain gitar. Dia adalah gitaris fenomenal, dan kami tidak benar-benar tahu akan hal itu hingga pembuatan album pertama. Saya fikir suatu hari saya datang padanya – Myles sedang memainkan beberapa nada jazz, dan saya bilang, “You bastard, saya tidak tahu kamu gitaris yang bisa bermain sebaik ini.” Maka, itu menjadi senjata rahasia kami untuk album ke dua, itu sangatlah spesial bagi band ini. Saya fikir semuanya berfikir kalau lagu terbaik yang pernah kami buat adalah “Blackbird” pada album itu.
Saya fikir pada album AB III itu merupakan langkah kedepan menuju lebih eksperimental pada sound band ini. Kemudian dengan album ini, Fortress- saya rasa kami sungguh menekankan dan menjadikan itu tidak dapat di prediksi. Orang orang telah merespon dengan sangat baik sejauh ini. Saya fikir “Blackbird” dan “Fortress” adalah dua album favorit saya.
Robert: Apakah menurut anda Fortress adalah suatu settingan yang bisa dijadikan patokan untuk album/CD mendatang?
Mark Tremonti: Saya fikir kami akan mengambil ide ini untuk tetap mencoba untuk mengubah apa yang telah kami lakukan dan membuat itu tetap menyenangkan dan untuk tidak jatuh dalam pattern apapun. Tetapi, anda tidak akan pernah tahu. Kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Mungkin kami akan menulis setumpukan lagu ballad yang mana sedang kami rasakan saat ini, tapi saya ragu itu akan terjadi. [Tertawa] saya hanya berfikir kalau kami akan tetap mencoba menekan diri kami sendiri dan berusaha tidak melakukan hal yang sama berulang-ulang.
Robert: Agaknya itu membawa saya pada pertanyaan saya berikutnya. Anda seorang pemain gitar yang sangat mengagumkan, anda rasa perlu untuk membuat kembali diri anda sendiri album satu ke album lain? Apakah fans mengharapkan itu dari anda?
Mark Tremonti: Pada permainan leads tentu saja. Saya benar-benar menggalinya, terutama sebelum saya melakukan solo saya, saya sungguh dalam belajar sebanyak yang saya bisa dan mencoba beberapa teknik baru dan melupakan teknik lama. Pada album ini saya tidak menggunakan pedal wah pada lead saya. Itu telah berakhir pada selimut kemanan saya. Saya agak ingin memastikan saya tidak secara absolute melakukan apapun dengan itu pada perlengkapan lead saya. Saya masih suka wah saya, namun saya hanya ingin melakukan sesuatu yang berbeda.
Senjata rahasia saya ketika saat lead menjadi my legato runs dan setelah melakukan itu pada dua album, saya ingin memastikan album ini tidak berisi sedikitpun dengan itu. Tapi itu hanya terjadi sekali, maka saya mencoba untuk tidak melakukan hal yang sama. Saya tidak ingin terlihat mudah diprediksi.
Pada sisi rhythm , dan pada sisi menulis lagu, saya mencoba tidak berfikir terlalu banyak. Saya mencoba banyak sekali style yang berbeda. Saya berharap akan tetap natural dalam menulis lagu yang mana tidak sama sepanjang waktu.
Robert: Keseluruhan, sebagai seorang gitaris anda merasa anda telah meningkat dan tumbuh sejak Creed?
Mark Tremonti: Yeah, tentu saja. Pada departemen permainan lead terutama.ketika saya pertama sekali memulai bersama Creed, saya tidak dapat bermain solo dengan baik juga. Saya tidak dapat memecahkan note dengan vibrato (hal yang berhubungan dengan nada) yang baik. Saya dapat memainkan latihan yang saya pelajari di SMA, SMP dan kuliah, namun saya tidak sangat baik dalam bermain blues.
Ketika saya mendapat Signature saya dari Paul Reed Smith, ini benar yang saya katakana, “Damn, I really need to learn how to play this thing/.” [Tertawa] saya telah menjadi penulis lagu sejak saya berusia 11 tahun, dan itu masih menjadi fokus utama saya. Saya bilang saja bermain gitar itu menyerap 25% fokus saya, 75% nya tertuju pada menulis. Itu bukan sesuatu yang teknikal sama sekali. Itu hanya mengerjakan vokal melodi dan menentukan mood.
Robert: Itu sungguh mengesankan dan menginspirasi sekali bagi banyak musisi. Apa saran anda untuk diberikan pada gitaris muda yang mana mungkin berada dalam titik yang sama dengan anda ketika anda berada di Creed, coba untuk meberi pemahaman itu semua?
Mark Tremonti: Saya dapat mengatakan coba dan bentuk pendengaran kamu dan belajar sebanyak yang kamu bisa. Improvisasi adalah mungkin hal terbesar yang membantu saya. Ketika saya tumbuh, saya sampai membeli DVD instruksional, dan keluar dari alat yang dipakai dan memainkan ketukan (lick) yang sama berulang kali. Saya dapat bermain ketukan (lick) individual, sweep/shred dan semua fancy riff nya, namun saya tidak bagus pada backing track dan memainkannya.
Jika sebuah band memanggil saya ke atas panggung, saya tidak akan bisa bermain bersama mereka. Saya rasa itu adalah bagian terpenting untuk sebuah gitar adalah bagaimana mengeksperiskan pada saat yang kamu punya, dan tidak memainkannya persis seperti yang telah kamu rencanakan untuk dimainkan.
Robert: Itu adalah saran ang sangat baik. Gitar dan amplifier apa yang anda pakai pada Fortress?
Mark Tremonti: Saya memakai dua gitar; keduanya adalah model signature saya; salah satunya dengan fixed bridge; satunya lagi dengan sebuah Tremolo. The fixed bridge saya pergunakan di semua perlengkapan rhythm. Saya menyetel disetiap tempat nya.
Untuk perlengkapan lead, untuk berjaga-jaga saya ingin melihatnya saat sebuah solo. Amp-wise yang saya pakai adalah Cornford RK 100 untuk banyak rhythm dan sedikit untuk permainan lead. Saya melapisi itu dengan sedikit Uberschall dan Rectifier, tentunya.
Robert: Apakah anda sadar keputusan untuk tidak membuat sound Fortress tidak seperti album solo anda? Saya tahu anda menggunakan produser yang sama.
Mark Tremonti: Yeah, Alter Bridge dan materi solo saya memiliki vibe yang berbeda. Materi Alter Bridge lebih dreamy dan atmospheric dan bersifat eksperimental. Materi solo saya lebih agresif dan resiko ditangan anda sendiri dan straight forward. Saya mencoba memasukan sebanyak mungkin roots masa muda saya. Itu masih fokus pada vokal melody, hamper diseluruh bagian.
Robert: Lagu apa yang hendak akan anda lakukan secara live dari Fortress?
Mark Tremonti: Kami belum yakin seutuhnya. Kami belum menentukan bersama set list nya. We’ll see. Show pertama yang kami lakukan akan berlangsung dalam beberapa pekan, dan kami belum latihan satupun dari itu. Saya rasa kami akan kemungkinan hanya akan memainkan 4 dari lagu-lagu baru ini, karena album belum lagi akan keluar, dan kami tidak ingin the first listens untuk album ini semuanya dilakukan secara live. Kami ingin orang-orang punya albumnya dulu.
Robert: Apakah tournya akan meluas di U.S. segera?
Mark Tremonti: Kami menuju Europe untuk satu bulan. Kemudian kami berncana untuk off pada bulan Desember, dan ada beberapa pembicaraan untuk melakukan sesuatu di bulan Januari. Kami hanya harus menyatukan kepala kami bersama. Mungkin aka nada perjalanan singkat di Amerika. Kami akan merencanakan kembali dan melakukan pertunjukan festival di sini di Amerika pada musim semi. So, kami akan melakukan sebisa kami.
Robert: Anda sangat mengesankan, gitaris ulung. Apa yang akan anda lakukan jika anda tidak pernah bermain gitar?
Mark Tremonti: Saya belajar finance di masa kuliahan, maka saya kemungkinan akan punya karir semacam financial atau karir sebagai akuntan. Ketika saya di sekolah, matematika selalu menjadi pelajaran yang sulit. Saya akan menyelesaikan sesuatu di sepanjang garis itu.
The brand new Alter Bridge – FORTRESS including Cry of Achilles, All Ends Well, Peace is Broken available on : Warner, Local Store, iTunes
– Warner Music Indonesia http://t.co/jx0j0bQEwA
– iTunes ID itunes.apple.com/id/album/fortress/id683494401
ALTER BRIDGE also iTunes ID/Local Store:
One Day Remains itunes.apple.com/id/album/one-day-remains/id713071094
Blackbird features the hit single Rise Today itunes.apple.com/id/album/blackbird/id266296680
Fortress also on Warner Music Indonesia http://www.pinterest.com/pin/12314598955542443/
AB III on Recognized Local Store http://t.co/bo0UzMGt4S
Original Article/Feature : MARK TREMONTI OF ALTER BRIDGE – FORTRESS WAS LIKE CATCHING LIGHTNING IN A BOTTLE
By : Robert Cavuoto For : Guitar International October 2013 http://guitarinternational.com/2013/10/07/mark-tremonti-alter-bridge-fortress-like-catching-lightning-bottle/ Mark Tremonti – photo credit: Rick Landers Alter Bridge – photo credit: Austin Hargrave Alter Bridge/Fortress CD Artwork – Daniel Tremonti Alih Bahasa : Fajar Siddiq For : Alter Bridge Indonesia on Twitter